Kamis, 15 Agustus 2013

Tana Toraja dan Objek Wisata di Sekitarnya | Sulawesi di Indonesia

Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Tongkonan adalah rumah adat yang ada di Toraja. Atap rumah ini terdiri dari susunan bambu dan melengkung seperti perahu. di depan rumah ini terpasang deretan tanduk kerbau dan untuk di ruangan dalam nya tempat tidur dan dapur. Tongkonan kadang juga di gunakan sebagai tempat untuk menyimpan mayat Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (bangah) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran ayam dan matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.
Londa adalah pekuburan berbentuk gua yang terletak sekitar 11 km arah utara dari kota Makale ibu kota kabupaten Tana Toraja. Suasana dalam gua sangat lembab dan sedikit menyeramkan,tengkorak dan tulang belulang banyak berserakan. Orang meninggal yang di masukkan ke dalam gua dibuatkan patung ( tau-tau dalam bahasa Toraja). Patung ini akan mewakili karakter dari si orang meninggal. Londa banyak di kunjungi oleh wisatawan manca Negara karena sejarah dan keunikan pekuburan ini sangat khas, londa kecamatan saggalai tepatnya di desa sendan uai di toraja.Ke’te Kesu yang beratikan dalam bahasa toraja tempat kegiatan, tempat kerajinan ukir yangdan pekuburan dimana tempat ini juga untuk tempat pembuatan tongkonan dan juga berjejeran di Ke’te Kesu sekitar 100 meter dari perkampungan pekuburan tebing dan pekuburan bergantung ada juga tau tau di dalam bangunan batu yang di pagar. Tau tau adalah ukitan atau patung yang menggambarkan tentang kehidupan masyarakat sehari-hari. Desa ini menjadi objek pesona dan tempat perbelanjaan souvenir.Tempat ini terdapat sekitar 56 batu menhir dalam lingkaran pohon. Batu tumonga tingginya sekitar 2 atau 3 meter. Di kawasan ini anda akan melihat langsung pesona rantepao, Batu Tumonga terletak di sesean dengan ketinggian 1300 mdpl.Lemo adalah sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. tebing ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat mirip buah jeruk (limau). Tebing ini terdapat sekitar 75 kuburan lubang dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5 M. diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun Untuk membuat lubang yang biaya mencapai sekitar Rp. 30 juta. lemo sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja Lubang yang dibuat di Pohon tarra’ dengan maksud tempat di kuburnya bayi yang blum sempat giginya tumbuh pohon tarra ditutup dengan ijuk dari pohon enau. Pohon Tarra’ memiliki diameter sekitar 80 – 100 cm dan memiliki getah dipilih karana menurut keyakinan getah pohon tarra’ pengganti air susu ibu dan juga menganggap bayi ini di kembalikan ke rahim ibu dengan harapan agar bayi bayi yang akan di lahirkan oleh ibu selamat, kelangsungan acara pemakaman dilaksanakan secara sederhana mayat bai tidak di bungkus kain sehingga mirip di rahim ibu dengan ajaran kepercayaan kepada leluhur Kuburan ini terletak di Desa Kambira, tidak jauh dari Makale, Tana Toraja.Rambu Solo upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal menuju alam roh, yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara ini digenapi. Jika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang “sakit” atau “lemah”, sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak berbicara. Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakan disebuah lapangan khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual, seperti proses pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas dan perak pada peti jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Selain itu, dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang dipertontonkan, diantaranya adu kerbau, kerbau-kerbau yang akan dikorbankan di adu terlebih dahulu sebelum disembelih, dan adu kaki. Ada juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian Toraja.Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya dengan sekali tebasan, ini merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja. Kerbau yang akan disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapi kerbau bule “Tedong Bonga” yang harganya berkisar antara 10 – 50 juta per ekornya. Upacara adat ini biasanya dilaksanakan di Kampung Bonoran, Desa Ke’te’ Kesu’, Kecamatan Kesu’, Tana Toraja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar