Jumat, 16 Agustus 2013

Perjalanan Alam Taman Nasional Baluran

Sabtu , 3 Agustus 2013 Tepat di malam minggu itu perjalanan dimulai . Persiapan barang & stock cemilan telah siap untuk selama perjalanan , dan tepat pada pukul 10 malam kita berangkat dengan diawali dengan doa . perjalanan pertama kita adalah ujung pas pulau jawa yaitu "Taman Nasional Baluran" , Dengan kendaraan yang cukup memungkinkan untuk menerobos hutan kita mulai perjalanan itu . Tujuan utama kita adalah kota surabaya pas pada saat lebaran , tetapi kita menggambil jarak panjang untuk tetap bisa melakukan perjalanan . Saat perjalanan dimulai kita kurang dikawal oleh info-info lalu lintas yang memang benar-benar kita belom mendapat info dari manapun , Tetapi kita tetap terus melewati perjalanan TOL Cikampek . Alhasil simpang jomin menjadi pembuang waktu di perjalanan kali ini , cukup lama kita berhenti di simpang jomin mulai hari masih gelap tepat jam 11 malam sampai munculnya sang matahari jam 9 pagi . Setelah semalaman menerjang yang namanya simpang jomin perjalanan kita terus lanjuti sampai di titik tujuan kita yaitu "Taman Nasional Baluran" tetapi kita sempat berhenti untuk melihat tanggul porong sidoardjo yang memang menjadi objek wisata yang dikelola oleh warga sekitar termasuk warga yang rumahnya terendam lumpur lapindo , walaupun semalam lagi kita buang untuk menembus perjalanan sampai juga kita akhirnya . Sesampai di lokasi memang kita langsung melapor ke gedung informasi untuk mengkonfirmasi data kita apakah sudah ada untuk jaga-jaga walaupun memang sudah ada , setelah melapor kita langsung membelah hutan taman nasional baliuran menggunakan mobil Toyota Inovva sampai dengan pos 1 di lokasi itu terdapat pos penjagaan dan vila di tengah hutan selama perjalanan membelah hutan memang suasan hutannya memang masih benar-benar terjaga . Sesampai disitu memang belum sampai karena memang tujuan kita ke vila selanjutnya yang berada di tepi pantai taman nasional baluran , setelah kembali melewati hutan lebat sampai juga kita di lokasi yang kita tuju . Semua perlengkapan diturunkan dari mobil & langsung diangkut ke dalam villa , lokasi ini memang spot yang kita pilih untuk bermalam sehari di taman nasional baluran ini . Vila yang disediakan memang cukup baik tetapi memang dengan fasilitas standart untuk anak-anak pencinta alam , dengan pelayanan listrik dari jam 6 sore sampai dengan jam 11 malam untuk menambah menyala sampai pagi bisa kena biyaya tambahan . Setelah beristirahat sebentar perjalanan kita belum selesai , tepat sore hari kita langsung menuju spot ke "Savana Baluran" lokasi ini adalah lokasi padang savana di taman nasional baluran yang memang benar-benar mirip dengan afrika . Menuju spot tersebut kita tempuh dengan motor trail yang memang kita sewa + pengendara , di spot tersebut kita mengambil lokasi untuk foto project . Di lokasi tersebut juga anda bisa menemukan rusa , banteng , kerbau liar dll masih banyak lagi , setelah kita merasa cukup stock fotonya kita langsung menuju pos 1 untuk naik ke menara pemantauan untum melihat sebagian sisi taman nasional baluran & tidak lupa kamera disitu tetap bermain . Setelah sekitar 20 menit kita kembali turun dan melanjutkan perjalanan ke tengah hutan untuk mencari burung merak untuk project , dikarenakan dihutan kita tidak dapat kita kembali ke vila tetapi dikarenakan kebruntungan kita bertemu 1 burunh merak liar di padang savana dan tidak luput juga dari kamera kita . Setelah merasa cukup informasi & project foto kita kembali ke vila dan beristirahat & bermalam semalam , tepat jam 3 pagi kita sahur dengan stock indomie yang telah kami stock untuk perlengkapan makanan kita . Pagi kita menyambut pagi dengan matahari terbit di depan vila dan kembali melanjutkan perjalanan ke kota tujuan selanjutnya yaitu kota malang , Tunggu ceritanya di cerita selanjutnya...

Kamis, 15 Agustus 2013

Tana Toraja dan Objek Wisata di Sekitarnya | Sulawesi di Indonesia

Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Tongkonan adalah rumah adat yang ada di Toraja. Atap rumah ini terdiri dari susunan bambu dan melengkung seperti perahu. di depan rumah ini terpasang deretan tanduk kerbau dan untuk di ruangan dalam nya tempat tidur dan dapur. Tongkonan kadang juga di gunakan sebagai tempat untuk menyimpan mayat Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (bangah) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran ayam dan matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.
Londa adalah pekuburan berbentuk gua yang terletak sekitar 11 km arah utara dari kota Makale ibu kota kabupaten Tana Toraja. Suasana dalam gua sangat lembab dan sedikit menyeramkan,tengkorak dan tulang belulang banyak berserakan. Orang meninggal yang di masukkan ke dalam gua dibuatkan patung ( tau-tau dalam bahasa Toraja). Patung ini akan mewakili karakter dari si orang meninggal. Londa banyak di kunjungi oleh wisatawan manca Negara karena sejarah dan keunikan pekuburan ini sangat khas, londa kecamatan saggalai tepatnya di desa sendan uai di toraja.Ke’te Kesu yang beratikan dalam bahasa toraja tempat kegiatan, tempat kerajinan ukir yangdan pekuburan dimana tempat ini juga untuk tempat pembuatan tongkonan dan juga berjejeran di Ke’te Kesu sekitar 100 meter dari perkampungan pekuburan tebing dan pekuburan bergantung ada juga tau tau di dalam bangunan batu yang di pagar. Tau tau adalah ukitan atau patung yang menggambarkan tentang kehidupan masyarakat sehari-hari. Desa ini menjadi objek pesona dan tempat perbelanjaan souvenir.Tempat ini terdapat sekitar 56 batu menhir dalam lingkaran pohon. Batu tumonga tingginya sekitar 2 atau 3 meter. Di kawasan ini anda akan melihat langsung pesona rantepao, Batu Tumonga terletak di sesean dengan ketinggian 1300 mdpl.Lemo adalah sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. tebing ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat mirip buah jeruk (limau). Tebing ini terdapat sekitar 75 kuburan lubang dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5 M. diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun Untuk membuat lubang yang biaya mencapai sekitar Rp. 30 juta. lemo sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja Lubang yang dibuat di Pohon tarra’ dengan maksud tempat di kuburnya bayi yang blum sempat giginya tumbuh pohon tarra ditutup dengan ijuk dari pohon enau. Pohon Tarra’ memiliki diameter sekitar 80 – 100 cm dan memiliki getah dipilih karana menurut keyakinan getah pohon tarra’ pengganti air susu ibu dan juga menganggap bayi ini di kembalikan ke rahim ibu dengan harapan agar bayi bayi yang akan di lahirkan oleh ibu selamat, kelangsungan acara pemakaman dilaksanakan secara sederhana mayat bai tidak di bungkus kain sehingga mirip di rahim ibu dengan ajaran kepercayaan kepada leluhur Kuburan ini terletak di Desa Kambira, tidak jauh dari Makale, Tana Toraja.Rambu Solo upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal menuju alam roh, yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara ini digenapi. Jika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang “sakit” atau “lemah”, sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak berbicara. Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakan disebuah lapangan khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual, seperti proses pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas dan perak pada peti jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Selain itu, dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang dipertontonkan, diantaranya adu kerbau, kerbau-kerbau yang akan dikorbankan di adu terlebih dahulu sebelum disembelih, dan adu kaki. Ada juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian Toraja.Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya dengan sekali tebasan, ini merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja. Kerbau yang akan disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapi kerbau bule “Tedong Bonga” yang harganya berkisar antara 10 – 50 juta per ekornya. Upacara adat ini biasanya dilaksanakan di Kampung Bonoran, Desa Ke’te’ Kesu’, Kecamatan Kesu’, Tana Toraja.

Mengenai Gunung Lompobattang | Jalur Menuju Puncak

Gunung Lompobattang yang tinggi puncaknya mencapai 2871 mdpl, Gunung Lompobattang tipe gunung yang tidak berapi, Gunung Lompobattang terletak di kabupaten gowa, Sulawesi selatan. Gunung Lompobattang seperti gunung yang lainya yang ada di sulawesi Gunung Lompobattang ini menjadi objek pendakian para KPA Atau organisasi. Gunung Lompobattang, Vegetasi alam jalur pendakian Gunung Lompobattang diantaranya hutan pinus, perkebunan, Hutan produksi, hutan primer, dan bebatuan, Gunung Lompobattang sudah amat jarang di temui babi hutan dan burung-burung. Gunung Lompobattang , jalur pendakian Gunung Lompobattang pertama kita menuju kec. tompobulu kab. gowa dan minta surat izin jalan di lembang bune. rute dari lembang bune cuma 1 jalur yang normal dan selama pendakian sampai ke puncak 8 jam waktu yang suda maksimal cepat. Pos I Ke Pos III melewati kawasan hutan pinus, perkebunan rakyat dan sungai kecil dengan jalan setapak, waktu tempuh 70 menit. Pos III Ke V melewati kawasan hutan produksi dengan waktu tempuh 90 menit. Pos V Ke Pos VII melewati kawasan hutan primer dengan waktu tempuh 60 menit. Pos VII ke Pos IX menuruni bebatuan dan meniti pada akar kayu dengan waktu tempuh 90 menit Pos IX merupakan tempat camp terakhir sebelum melanjutkan perjalanan ke Pos X (Top), waktu tempuh 30 menit dengan kondisi jalur menanjak dan melewati bebatuan dan akar kayu tunuk mencapai puncak Gunung Lompobattang.

Mengenai Gunung Semeru Puncak Mahameru | Jalur Pendakian

Gunung Semeru termasuk Gunung berapi dan gunung yang tingginya 3.676 mdpl atau tertinggi di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Semeru juga memiliki puncak yang biasa disebut Puncak Mahameru, lokasi ini juga menjadi lokasi pendakian favorit setiap tahunnya oleh para Pecinta Alam atau Wisatawan lainya, Gas beracun di Gunung Semeru yang biasa di sebut wedhus gembel yang diartikan dalam bahasa Jawa Kambing Gimbal, gas beracun ini tertiup angin mengarah ke Puncak Mahameru di waktu siang hari maka dari itu pendaki tidak boleh berada di puncak saat siang hari. Dan juga disarankan untuk tidak mendekati Kawah Jonggring Saloko juga tidak mendaki dari selatan Akibat adanya gas itu dan aliran lahar di Gunung Semeru.
Di Gunung Semeru kita masih sering menjumpai beraneka ragam Organisme atau makluk hidup seperti macan Kumbang, Kijang, Budeng, Luak, Kancil, Edelwiss, pinus, Akasia dan tumbuhan-tumbuhan lainya. Jalur pandakian Gunung Semeru.Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki Gunung Semeru PP (pulang pergi) yaitu diperkirakan 4 hari. Pertama setelah sampai di Kota Malang kita menuju Desa Tumpang dengan mengunkanan angkutan umum, di Desa Tumpang terdapat lokasi pasar disitu kita lanjut menggunakan jasa mobil jip atau mobil pengangkut barang dagangan menuju Ranu Pani kisaran harga Rp.20.000/orangnya, ini kisaran harga di tahun 2012, sebelum melanjutkan perjalanan ke Gubugklakah harus memperoleh Surat Izin Jalan yang biayanya Rp.6.000/10 orang. Karcis masuk Taman Nasional Rp.2.000 dan biaya asuransi Rp.2.000 itu perorangnya. sesampai di Ranu Pani Atau desa terakhir berlokasikan di kaki Gunung Semeru di sini terdapat pos pemeriksaan kepada para Pendaki Atau Wisatawan dan juga terdapat warung, pondok Penginapan di tempat ini juga masih ada aturan sebelum mendaki yaitu bila membawah tenda akan di kenakan biaya Rp.20.000/tenda dan Rp.5.000 untuk satu kamera, di sini kita juga bisa mencari porter. Setelah sampai di Gapura (Selamat Datang) jalur yang dipilih sisi kiri yang menuju arah bukit melewati Alang-alang, Pohon tumbang dan Ranting di atas kepala untuk menuju Ranu Kumbolo. Kita melewti tumbuhan bunga edelwiss dan melewati Watu Rejeng dimana lokasi ini sangat indah pemandangan lansung ke arah lembah biasa juga terlihat Kepulan Asap di puncak Gunung Semeru setelah sampai di Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 mdpl disini para pendaki biasa mendirikan Tenda sepulang dari puncak Gunung Semeru. Lanjut pendakian ke Kalimati jangan lupa menyiapkan Air di Ranu Kumbolo, pendakian bukit terjal dan melewati padang rumput yang disebut Oro-oro Ombo memasuki hutan cerama yang di namai Cemoro Kandang, sesampai di Kalimati disini termasuk pos untuk peristirahatan baik Sebelum melanjutkan pendakian menuju puncak Gunung Semeru karena lokasi ini berupa padang rumput di tepih hutan cemara terdapat pula sumber mata air yang dinamai Sumber Mani di arah barat (kanan) atau di Arcopodo lokasi camp terakhir atau wilayah vegetasi terakhir Gunung Semeru, Arcopodo berjarak 1 jam perjalanan dari Kalimati dan Arcopodo daratan yang kurang stabil sering longsor harus memakai kacamata dan penutup hidung karena Abu beterbangan. Pendakian Menuju Puncak mahameru Gunung Semeru sebaiknya dilakukan pada pukul 02.00 Pagi Dari Arcopodo kita bisa sampai sekitar 08.00 di puncak mahameru Gunung Semeru dan turun sebelum gas beracun wedhus Gembel mengarah ke puncak.

Jumat, 02 Agustus 2013

Selamat Datang Di Kota Surabaya

Selamat Datang di Kota Surabaya Apa yang bisa langsung diingat tentang Jawa Timur? Tentu saja Surabaya. Selain menjadi ibukota dari propinsi Jawa Timur, Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Dengan populasi penduduk sekitar 3 juta orang, Surabaya telah menjadi kota Metropolis dengan beberapa keanekaragaman yang kaya di dalam nya. Selain itu, Surabaya saat ini juga telah menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Indonesia. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan, hal ini terjadi sejak adanya pertempuran rakyat Surabaya melawan tentara Belanda dalam revolusi kemerdekaan Indonesia. Nama Surabaya, sesuai dengan etimologinya, berasal dari kata Sura ata Suro dan Baya atau Boyo, dalam bahasa Jawa. Suro adalah jenis ikan hiu, sedang boyo adalah istilah bahasa jawa untuk buaya. Menurut mitos, dua hewan ini adalah binatang paling kuat yang juga menjadi simbol kota Surabaya sampai saat ini. Pendapat lain mengatakan, bahwa nama Surabaya juga diambil dari istilah Sura Ing Baya, yang berarti "berani menghadapi bahaya". Surabaya merupakan pelabuhan utama dan pusat perdagangan komersial di wilayah timur Indonesia, dan sekarang menjadi salah satu kota terbesa di Asia Tenggara. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut, Sidoarjo di selatan, Mojokerto dan Jombang di barat daya menjadi kesatuan yang dinamakan Gerbang Kertosusila, seperti Jabodetabek di Jakarta dan sekitarnya. Letak kota Surabaya berada di tepi pantai utara Jawa timur, dan berbatasan langsung dengan Selat madura di utara dan timur, Kabupaten Sidoarjo di selatan, dan Kabupaten Gresik di barat. Kota Surabaya berada pada dataran rendah, dengan ketinggian antara 3-6 M di asata permukaan laut, hal ini juga yang menyababkan suhu udara di Surabaya tergolong panas dan kering. Sebagai ibukota provinsi, Surabaya juga merupakan rumah bagi banyak kantor dan pusat bisnis. Perekonomian Surabaya juga dipengaruhi oleh pertumbuhan baru dalam industri asing dan beberapa segmen industri yang akan terus berkembang, terutama dalam hal properti, dimana gedung pencakar langit, mall, plaza, apartemen dan hotel berbintang akan terus terbangun setiap tahunnya. Sebagai kota metropolitan, Surabaya dihuni oleh multi etnis dan banyak suku bangsa, seperti warga Tionghoa, suku Jawa, Batak, Madura, Bali, Bugis, Sunda dan banyak lagi. Ada juga warga negara asing termasuk Malaysia, Cina, India, Arab dan Eropa. Bahasa yang digunakan sehari-hari sebagian besar menggunakan bahasa Jawa, dengan dialek Suroboyoan. Dialek ini cukup berbeda dengan bahasa Jawa dari Jawa Tengah seperti Surakarta atau Yogyakarta. Dialek Suroboyoan memiliki intonasi yang dalam dan tinggi, dan terkesan keras. Meskipun Surabaya banyak dipengaruhi oleh beragam budaya, tapi keaslian budayanya masih tetap hidup dan berkembang sampai saat ini. Beragam kebudayaan asli itu bisa dilihat dari berbagai acara seperti, kesenian wayang, ludrug, tari remo dan kebudayaan khas Jawa lainnya. Dari segi pariwisata, layaknya kota yang sarat akan sejarah, Surabaya memiliki beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi yang berhubungan dengan sejarah masa lampau. Ditambah lagi, Surabaya memiliki keanekaragaman kuliner yang selalu dicari oleh wisatawan yang datang, seperti: rujak uleg, rawon, nasi bebek, kupang lontong, longtong balap dan masih banyak lagi.